Siapa yang lebih berperan dalam menurunkan kecerdasan kepada anak—ayah atau ibu? Pertanyaan ini telah lama menjadi perdebatan hangat di kalangan orang tua maupun ilmuwan. Kini, ahli genetika mulai menemukan jawabannya melalui studi DNA dan pewarisan genetik.
Para ahli genetika telah menemukan bahwa sebagian besar gen yang terkait dengan kecerdasan berada pada kromosom X.
Ini penting karena perempuan memiliki dua kromosom X, sementara laki-laki hanya memiliki satu. Artinya, perempuan (ibu) secara teoritis dapat memberikan kontribusi genetik kecerdasan lebih besar kepada anak-anaknya dibandingkan laki-laki (ayah).
Namun, bukan berarti gen dari ayah tidak berperan sama sekali. Mereka tetap membawa gen lain yang memengaruhi kepribadian, motivasi, dan keterampilan sosial—semuanya berkontribusi terhadap performa dan kesuksesan anak di kehidupan nyata.
Beberapa penelitian besar mendukung peran dominan genetik dari ibu dalam hal kecerdasan:
- University of Cambridge menemukan bahwa gen kecerdasan cenderung diekspresikan lebih aktif saat diwariskan oleh ibu.
- Medical Research Council di Glasgow meneliti lebih dari 12.000 remaja dan menemukan bahwa tingkat IQ mereka berkorelasi lebih kuat dengan IQ sang ibu.
Meski demikian, penting diingat bahwa gen hanyalah satu bagian dari puzzle. Faktor lingkungan, pendidikan, nutrisi, serta hubungan emosional dengan orang tua juga sangat memengaruhi kecerdasan anak.
Walau gen kecerdasan lebih banyak diturunkan oleh ibu, peran ayah tetap krusial. Penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan emosional dan stimulasi intelektual dari ayah berkontribusi besar terhadap perkembangan otak anak.
Contohnya, anak yang sering diajak berdiskusi, diberi tantangan logika, atau dimotivasi oleh ayahnya, cenderung memiliki kemampuan kognitif lebih baik. Ini menunjukkan bahwa peran ayah bukan hanya biologis, tetapi juga edukatif dan emosional.