Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, disebut sudah melayangkan surat untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Menteri Luar Negeri Sugiono mengungkapkan, surat sudah diajukan bahkan sebelum Trump dilantik menjadi presiden.
Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, dikabarkan telah mengirim surat resmi kepada Gedung Putih untuk meminta waktu bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Langkah ini menuai perhatian publik, mengingat potensi dampaknya terhadap hubungan bilateral kedua negara.
Lalu, apa tujuan Prabowo ingin bertemu Trump? Bagaimana respons dari pemerintah AS? Simak informasinya dalam artikel berikut.
Prabowo Subianto, yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI, telah aktif membangun hubungan diplomatis dengan berbagai negara, termasuk Amerika Serikat. Pertemuan dengan Trump dinilai strategis mengingat:
- Kerja Sama Pertahanan – Indonesia dan AS memiliki kerja sama militer yang kuat, termasuk pelatihan bersama dan pembelian alutsista.
- Isu Keamanan Regional – Kedua negara memiliki kepentingan bersama di kawasan Asia Pasifik, termasuk stabilitas Laut China Selatan.
- Investasi dan Ekonomi – Prabowo mungkin ingin mendorong investasi AS di sektor pertahanan dan teknologi Indonesia.
Respons dari Pemerintah Amerika Serikat
Hingga kini, belum ada konfirmasi resmi dari Gedung Putih mengenai permintaan pertemuan tersebut. Namun, sumber diplomatik menyebutkan bahwa pertemuan antara pejabat tinggi kedua negara kerap terjadi dalam kerangka kerja sama bilateral.
Jika pertemuan ini terealisasi, Prabowo akan menjadi salah satu sedikit menteri pertahanan dari Asia Tenggara yang bertemu langsung dengan Trump dalam beberapa tahun terakhir.
Apa Kata Publik?
Langkah Prabowo ini mendapat beragam tanggapan:
Kritik: Sebagian mempertanyakan urgensi pertemuan di tengah situasi politik dalam negeri AS yang sedang memanas.
Dukungan: Banyak yang melihat ini sebagai upaya memperkuat posisi Indonesia di kancah global.
Permintaan pertemuan Prabowo dengan Trump menunjukkan ambisi Indonesia untuk memperkuat hubungan dengan AS, terutama di bidang pertahanan dan keamanan. Jika terealisasi, pertemuan ini bisa menjadi momentum penting dalam diplomasi kedua negara.